Pengertian Wawancara Menurut Para Ahli

Halo, selamat datang di DoYouEven.ca! Senang sekali bisa menyambut kamu di sini. Kamu pasti lagi penasaran banget ya tentang apa sih sebenarnya wawancara itu? Apalagi kalau dilihat dari sudut pandang para ahli. Tenang, kamu sudah berada di tempat yang tepat!

Di artikel ini, kita akan mengupas tuntas pengertian wawancara menurut para ahli, mulai dari definisi yang paling dasar, tujuan utama, jenis-jenisnya, hingga tips-tips penting agar kamu bisa sukses melakukan atau mengikuti wawancara. Kita akan bahas semuanya dengan bahasa yang santai dan mudah dipahami, jadi jangan khawatir bakal pusing dengan istilah-istilah yang ribet.

DoYouEven.ca hadir untuk memberikan informasi yang relevan dan bermanfaat buat kamu. Kami percaya bahwa belajar itu harus menyenangkan, jadi mari kita jelajahi dunia wawancara ini bersama-sama! Siap? Yuk, langsung saja kita mulai!

Definisi Wawancara: Lebih dari Sekedar Tanya Jawab

Pandangan Umum tentang Wawancara

Wawancara itu, secara sederhana, adalah percakapan antara dua orang atau lebih. Tapi, percakapan ini bukan sembarang obrolan ya. Ada tujuan tertentu yang ingin dicapai, biasanya untuk mendapatkan informasi. Bayangkan kamu lagi nonton acara talkshow di TV. Nah, itu salah satu contoh wawancara.

Dalam konteks yang lebih formal, misalnya dalam proses rekrutmen kerja, wawancara adalah salah satu tahapan penting untuk mengenal lebih jauh calon karyawan. Perusahaan ingin tahu apakah kemampuan, pengalaman, dan kepribadian kamu cocok dengan posisi yang ditawarkan.

Jadi, bisa dibilang wawancara itu adalah seni menggali informasi melalui percakapan yang terstruktur dan bertujuan.

Pengertian Wawancara Menurut Para Ahli

Nah, sekarang mari kita lihat pengertian wawancara menurut para ahli. Ada beberapa definisi yang menarik untuk kita bahas:

  • Robert Kahn dan Charles Cannell: Mereka mendefinisikan wawancara sebagai suatu percakapan yang bertujuan, di mana informasi dikumpulkan melalui tanya jawab langsung antara pewawancara dan responden.
  • Lexy J. Moleong: Menurut beliau, wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui percakapan dan tanya jawab, baik secara langsung maupun tidak langsung.
  • Esterberg: Menyatakan bahwa wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.

Dari berbagai definisi di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa inti dari wawancara adalah percakapan yang terstruktur, bertujuan untuk mendapatkan informasi, dan melibatkan interaksi antara pewawancara dan responden. Pengertian wawancara menurut para ahli ini membantu kita memahami bahwa wawancara bukan sekadar obrolan biasa, melainkan sebuah proses yang direncanakan dengan matang.

Tujuan Utama Wawancara

Lantas, apa sih sebenarnya tujuan utama dari sebuah wawancara? Secara garis besar, tujuan wawancara bisa dibagi menjadi beberapa hal berikut:

  • Mengumpulkan Informasi: Ini adalah tujuan paling mendasar. Pewawancara ingin mendapatkan data dan informasi yang relevan dari responden.
  • Memverifikasi Informasi: Wawancara bisa digunakan untuk memastikan kebenaran informasi yang sudah ada. Misalnya, memverifikasi data yang terdapat dalam CV pelamar kerja.
  • Mendapatkan Perspektif: Wawancara memungkinkan pewawancara untuk memahami sudut pandang dan opini responden terhadap suatu isu atau topik tertentu.
  • Membangun Hubungan: Wawancara juga bisa menjadi ajang untuk membangun hubungan baik antara pewawancara dan responden.

Jenis-Jenis Wawancara: Mana yang Paling Cocok?

Wawancara Terstruktur vs. Tidak Terstruktur

Wawancara itu ada macam-macam jenisnya, lho. Salah satu yang paling mendasar adalah perbedaan antara wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.

Wawancara Terstruktur: Dalam wawancara jenis ini, pertanyaan sudah disiapkan sebelumnya secara rinci dan urutannya sudah ditentukan. Pewawancara akan mengikuti daftar pertanyaan tersebut dengan ketat. Keunggulannya adalah konsistensi dan kemudahan dalam membandingkan jawaban dari berbagai responden.

Wawancara Tidak Terstruktur: Sebaliknya, wawancara tidak terstruktur lebih fleksibel. Pewawancara memiliki kebebasan untuk mengubah pertanyaan atau mengajukan pertanyaan tambahan berdasarkan jawaban responden. Ini memungkinkan penggalian informasi yang lebih mendalam, tetapi membutuhkan keahlian pewawancara yang lebih tinggi.

Pemilihan jenis wawancara ini tergantung pada tujuan yang ingin dicapai. Kalau tujuannya adalah mendapatkan data yang konsisten dan mudah dibandingkan, wawancara terstruktur adalah pilihan yang tepat. Tapi, kalau tujuannya adalah menggali informasi yang lebih mendalam dan nuanced, wawancara tidak terstruktur bisa menjadi alternatif yang lebih baik.

Wawancara Individu vs. Kelompok

Selain dari segi struktur, wawancara juga bisa dibedakan berdasarkan jumlah pesertanya. Ada wawancara individu dan wawancara kelompok.

Wawancara Individu: Ini adalah jenis wawancara yang paling umum, di mana hanya ada satu pewawancara dan satu responden. Interaksi yang terjadi lebih intens dan fokus pada individu tersebut.

Wawancara Kelompok: Dalam wawancara kelompok, ada beberapa responden yang diwawancarai secara bersamaan. Jenis wawancara ini sering digunakan dalam riset pasar untuk mendapatkan opini dari berbagai konsumen sekaligus.

Wawancara Tatap Muka vs. Online

Di era digital ini, wawancara tidak hanya dilakukan secara tatap muka, tetapi juga secara online.

Wawancara Tatap Muka: Ini adalah jenis wawancara tradisional yang dilakukan secara langsung, di mana pewawancara dan responden bertemu di lokasi yang sama. Keunggulannya adalah adanya kontak mata dan bahasa tubuh yang bisa membantu membangun hubungan.

Wawancara Online: Wawancara online dilakukan melalui platform video conference seperti Zoom atau Google Meet. Jenis wawancara ini semakin populer karena lebih efisien dan hemat biaya, terutama untuk responden yang berada di lokasi yang berbeda.

Persiapan Wawancara: Kunci Kesuksesan

Tips untuk Pewawancara

Menjadi pewawancara yang baik itu butuh persiapan yang matang. Berikut beberapa tips yang bisa kamu terapkan:

  • Tentukan Tujuan Wawancara: Sebelum memulai wawancara, pastikan kamu sudah tahu apa yang ingin kamu capai. Informasi apa yang ingin kamu dapatkan? Apa yang ingin kamu pelajari tentang responden?
  • Susun Daftar Pertanyaan: Buatlah daftar pertanyaan yang relevan dan terstruktur. Pastikan pertanyaan-pertanyaan tersebut bisa menggali informasi yang kamu butuhkan.
  • Pelajari Latar Belakang Responden: Cari tahu informasi sebanyak mungkin tentang responden sebelum wawancara. Ini akan membantu kamu mengajukan pertanyaan yang lebih relevan dan spesifik.
  • Ciptakan Suasana yang Nyaman: Buatlah responden merasa nyaman dan rileks. Ini akan membantu mereka memberikan jawaban yang jujur dan terbuka.
  • Dengarkan dengan Aktif: Jangan hanya fokus pada pertanyaan yang ingin kamu ajukan. Dengarkan dengan seksama apa yang dikatakan oleh responden.

Tips untuk Responden

Kalau kamu yang diwawancarai, jangan panik! Ikuti tips berikut ini:

  • Riset tentang Pewawancara/Perusahaan: Cari tahu sebanyak mungkin tentang pewawancara atau perusahaan yang mewawancarai kamu. Ini akan membantu kamu memahami apa yang mereka cari dan bagaimana cara terbaik untuk menjawab pertanyaan mereka.
  • Siapkan Jawaban untuk Pertanyaan Umum: Pertanyaan-pertanyaan seperti "Ceritakan tentang diri Anda" atau "Apa kelebihan dan kekurangan Anda" sering muncul dalam wawancara. Siapkan jawaban yang ringkas, jelas, dan relevan.
  • Berpakaian Rapi dan Profesional: Penampilan itu penting. Berpakaianlah rapi dan profesional untuk memberikan kesan yang baik.
  • Datang Tepat Waktu: Jangan sampai terlambat! Datanglah tepat waktu atau bahkan lebih awal untuk menunjukkan bahwa kamu menghargai waktu pewawancara.
  • Bersikap Sopan dan Percaya Diri: Bersikaplah sopan dan percaya diri selama wawancara. Tunjukkan bahwa kamu adalah kandidat yang kompeten dan bersemangat.

Pentingnya Etika dalam Wawancara

Etika juga memegang peranan penting dalam wawancara. Pewawancara harus bersikap adil dan objektif, serta menghindari pertanyaan yang diskriminatif atau menyinggung. Responden juga harus memberikan jawaban yang jujur dan tidak melebih-lebihkan kemampuan mereka.

Analisis Hasil Wawancara: Mengubah Data Menjadi Informasi

Metode Analisis Data Kualitatif

Setelah wawancara selesai, langkah selanjutnya adalah menganalisis data yang telah dikumpulkan. Untuk wawancara yang menghasilkan data kualitatif (berupa narasi atau deskripsi), ada beberapa metode analisis yang bisa digunakan:

  • Transkripsi: Ubah rekaman wawancara menjadi teks tertulis. Ini adalah langkah penting untuk memudahkan analisis data.
  • Coding: Identifikasi tema-tema atau pola-pola yang muncul dalam transkrip wawancara. Berikan kode-kode tertentu pada bagian-bagian teks yang relevan dengan tema tersebut.
  • Interpretasi: Tafsirkan makna dari tema-tema atau pola-pola yang telah diidentifikasi. Hubungkan temuan-temuan tersebut dengan teori atau konsep yang relevan.

Membuat Laporan Wawancara

Hasil analisis data kemudian dituangkan dalam laporan wawancara. Laporan ini harus memuat informasi yang lengkap dan akurat, termasuk:

  • Latar Belakang Wawancara: Jelaskan tujuan, metode, dan peserta wawancara.
  • Ringkasan Temuan: Sajikan ringkasan dari tema-tema atau pola-pola yang telah diidentifikasi.
  • Kutipan Langsung: Sertakan kutipan langsung dari transkrip wawancara untuk mendukung temuan-temuan tersebut.
  • Kesimpulan dan Rekomendasi: Berikan kesimpulan berdasarkan temuan-temuan wawancara dan berikan rekomendasi yang relevan.

Tabel: Perbandingan Jenis Wawancara

Berikut ini tabel yang merangkum perbedaan antara berbagai jenis wawancara:

Fitur Wawancara Terstruktur Wawancara Tidak Terstruktur Wawancara Individu Wawancara Kelompok Wawancara Tatap Muka Wawancara Online
Pertanyaan Sudah Ditentukan Fleksibel Terfokus pada Individu Melibatkan Banyak Responden Kontak Mata Langsung Melalui Video Call
Tujuan Data Konsisten Penggalian Mendalam Informasi Individual Opini Kolektif Hubungan Personal Efisiensi
Keahlian Pewawancara Standar Tinggi Standar Tinggi Standar Standar
Biaya Rendah Sedang Rendah Sedang Sedang Rendah

Kesimpulan

Nah, itu dia pembahasan lengkap tentang pengertian wawancara menurut para ahli, jenis-jenisnya, persiapan yang perlu dilakukan, hingga cara menganalisis hasilnya. Semoga artikel ini bermanfaat dan bisa menambah wawasan kamu tentang dunia wawancara.

Jangan lupa untuk terus mengunjungi DoYouEven.ca untuk mendapatkan informasi menarik dan bermanfaat lainnya. Sampai jumpa di artikel berikutnya!

FAQ: Pertanyaan Seputar Wawancara

  1. Apa itu wawancara? Wawancara adalah percakapan antara dua orang atau lebih dengan tujuan untuk mendapatkan informasi.
  2. Apa saja jenis-jenis wawancara? Ada wawancara terstruktur, tidak terstruktur, individu, kelompok, tatap muka, dan online.
  3. Apa tujuan utama wawancara? Untuk mengumpulkan, memverifikasi, dan mendapatkan perspektif informasi.
  4. Apa yang harus dipersiapkan sebelum wawancara? Riset tentang pewawancara/perusahaan, siapkan jawaban, berpakaian rapi.
  5. Bagaimana cara menjawab pertanyaan dengan baik saat wawancara? Berikan jawaban yang ringkas, jelas, dan relevan.
  6. Apa yang dimaksud dengan wawancara terstruktur? Wawancara dengan pertanyaan yang sudah ditentukan sebelumnya.
  7. Apa perbedaan wawancara terstruktur dan tidak terstruktur? Terstruktur: Pertanyaan tetap. Tidak terstruktur: Pertanyaan fleksibel.
  8. Apa itu wawancara online? Wawancara yang dilakukan melalui platform video conference.
  9. Mengapa penting untuk bersikap sopan saat wawancara? Untuk memberikan kesan yang baik kepada pewawancara.
  10. Apa saja etika yang harus diperhatikan dalam wawancara? Bersikap adil, objektif, dan menghindari pertanyaan diskriminatif.
  11. Bagaimana cara menganalisis hasil wawancara? Transkripsi, coding, dan interpretasi data.
  12. Mengapa penting membuat laporan wawancara? Untuk mendokumentasikan dan menyajikan temuan-temuan wawancara.
  13. Siapa saja ahli yang mendefinisikan wawancara? Robert Kahn, Charles Cannell, Lexy J. Moleong, Esterberg.